#IndonesiaJujur Jujur, saya curhat


Terdiam dan membisu. Ya, itulah reaksi saya atas apa yang menimpa Ibu Siami. Jantung saya seperti dicabik-cabik. Sudah sebegini bobrokkah moral kita?
Malang nian nasibmu bu Siami. Niatmu tuk ajarkan pentingnya nilai kejujuran dalam kehidupan ini ternyata tidak sejajar dengan apa yang mereka (warga) inginkan untuk anak mereka. Kita Seringkali silau hingga salah tafsir. Lebih mementingkan HASIL ketimbang PROSES. Yang penting LULUS!
Jika saya boleh curhat, dan ini jujur, pengalaman seperti ini setiap generasi mengalaminya. Semasa sekolah dulu, setiap akan diadakannya EBTA dan EBTANAS (ya, saya angkatan jadul) pasti guru saya mengisyaratkan pada kami (murid) untuk “KOMPAK”. Bisa dilihatkan? Kata kompak saya perbesar plus dengan tanda kutipnya. Karena memang ada banyak isyarat dalam kata itu.
Tibalah hari akhir itu. Dengan berbagai siasat kami pun mengatur strategi (contekan) agar bisa membagikan setiap jawaban pada teman-teman lain. Tiga kali mengikuti Ebtanas (SD, SMP dan SMA) dan tiga kali kami lulus. Ya saya senang. Tapi JUJUR saya sedikit jengkel. Saya yang belajar mati-matian, kenapa teman saya yang kenyataannya paling malas belajar dapat nilai yang bagus? Ya, karena contekan berjemaah tadi. Karena kami, yang lebih dahulu menyelesaikan soal, pergi ke suatu tempat untuk menyalinkan jawaban mereka. Dan mereka (murid yang notabene pemalas dan nakal) slalu mendatangi tempat “Perjanjian” itu saat waktu ujian hamper usai. Terang saja, jawaban mereka lebih akurat karena hasil gabungan beberapa jawaban. Mereka terima jadi. Dan saya terima nasib.
Jika sedari dini kita telah menanamkan nilai KEJUJURAN pada dasar terendah , maka jangan heran jika negri ini masih banyak koruptor. Tapi kenapa pada misuh-misuh dengan para koruptor? Mampukah kita bayangkan 1 atau 2 dekade kedepan?
Pabila kita tak ingin melihat adanya koruptor di negri ini maka ajarkanlah buah hati kita dan kita sendiri tentunya akan mulianya nilai KEJUJURAN. Seperti halnya Nabi Muhammad SAW mengajarkan pada seorang umat yang ingin masuk Islam namun masih melakukan segala perbuatan jahiliyahnya. Pesan Rasul cuma 1, JUJUR!
Ibu Siami. Tegarlah!

4 thoughts on “#IndonesiaJujur Jujur, saya curhat

  1. yuk mari kita mencontek berjamaah *ditoyor Satria* 😀
    bagaimana ya caranya meminimalisir budaya buruk ini (jika tak mungkin menghapuskannya)???? duh, mirisssss….

Leave a comment